Teknologi Kecerdasan Buatan Teknologi AI Makin Berkembang Pesat
Teknologi Kecerdasan Buatan Teknologi AI Makin Berkembang Pesat – Salah satu pekerjaan manusia digantikan teknologi kecerdasan buatan (AI). Yang terbaru adalah profesi penerjemah atau juru bahasa konferensi. Profesi itu tampaknya akan menjadi bagian dari 300 juta pekerjaan di dunia yang—menurut prediksi Goldman Sachs Research, bakal digulung otomatisasi berbasis AI.
Teknologi Kecerdasan Buatan Teknologi AI Makin Berkembang Pesat
Memanfaatkan teknologi AI, proses alih bahasa naskah atau konferensi jauh lebih cepat dan akurat. Mesin AI juga bisa menerjemahkan satu bahasa ke berbagai bahasa dalam sekejap. Dalam skala besar, alih bahasa menggunakan teknologi AI pun lebih murah ketimbang memakai jasa penerjemah manusia.
Nikevip.co.uk, Ada banyak pilihan mesin cerdas alih bahasa, seperti Google Translate, ChatGPT, Microsoft Translator, DeepL, Reverso Translation, dan DeftPDF. Kehadiran berbagai aplikasi tersebut menutup celah rendahnya kemampuan penggunaan bahasa asing di negara berkembang seperti Indonesia. Cukup dengan satu telepon seluler di tangan, kita bisa memahami banyak bahasa asing di dunia.
Baca juga : Tips Terbaru Untuk Fotografi 2024
Kaum difabel juga mulai menikmati teknologi AI. Misalnya para penyandang tunarungu kini bisa memanfaatkan alat bantu dengar berbasis kecerdasan buatan. Dengan alat tersebut, mereka dapat memahami kalimat dari lawan bicara tanpa memerlukan juru bahasa isyarat.
Masalahnya, berbagai aplikasi alih bahasa itu hanya mampu menerjemahkan kalimat secara apa adanya. Mesin cerdas tersebut tak mampu menangkap konteks, nuansa budaya, ataupun kesopanan dalam kalimat. Mesin AI pun tak bisa berempati atas perasaan atau kondisi emosional pengguna bahasa mana pun
Meski menawarkan pelbagai kemudahan, kehadiran teknologi AI juga memicu kegalauan. Di bidang kesehatan, misalnya, petugas administrasi dan analis data mulai digantikan oleh pelbagai aplikasi yang mampu mengekstrak, mengolah, dan menganalisis data lebih cepat dan akurat dibanding tenaga manusia. Perlahan-lahan mesin AI akan menggusur begitu banyak petugas administrasi dan analis data kesehatan.
Seolah-olah ingin menepis kegalauan itu, para pakar dan pengembang AI di forum pertemuan ekonomi dunia di Davos, Swiss, pada 16 Januari 2024 menegaskan bahwa kehadiran teknologi kecerdasan buatan bukan untuk menggantikan kemampuan manusia. Teknologi AI, menurut mereka, hanya bersifat menambah dan mendukung kegiatan manusia. Meski berbagai profesi lama akan tergusur, teknologi AI akan melahirkan berbagai profesi baru, seperti spesialis atau ahli di bidang kecerdasan buatan.
Karena tak mungkin lagi dibendung, kemajuan teknologi AI harus dikelola dengan baik dan bertanggung jawab. Agar tidak tenggelam, kita harus berselancar di atas gelombang kecerdasan buatan, yang kerap lebih pintar dari pembuatnya. Dengan kata lain, ketika teknologi AI menggantikan sebagian tugasnya, manusia harus meningkatkan kemampuan untuk mengontrol teknologi tersebut.
Sebagai negara berkembang, Indonesia tidak boleh ketinggalan dalam lomba pengembangan teknologi AI yang didominasi negara maju. Kita tak cukup menjadi pengguna mesin AI yang malas berpikir atau berkreasi. Lembaga riset pemerintah dan para ahli teknologi harus lebih proaktif menentukan desain kecerdasan buatan yang spesifik, sesuai dengan kebutuhan masyarakat di negeri ini.
Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) disebut-sebut akan menggantikan pekerjaan manusia. Contoh nyata dari penggeseran pekerjaan oleh AI adalah penjaga di gerbang tol yang diganti oleh sistem pembayaran digital.
AI bahkan saat ini sudah menjadi keseharian manusia. Mulai dari mesin pencarian Google, asisten virtual, wearable devices, hingga smart home.
Berdasarkan laporan dari Inventure Knowledge, berikut 5 pekerjaan manusia yang akan digantikan oleh AI.
Baca juga : Mengenal Lebih Jauh Budaya Russia 2024
1. Supir dan Kurir
Profesi supir bakal punah dengan kehadiran kendaraan yang dapat berjalan dengan sendirinya tanpa perlu pengemudi sama sekali (kendaraan otonom).
Hanya dengan perintah suara atau bahkan tanpa perintah sama sekali, mobil akan bisa menelusuri jalan-jalan secara otonom. Mobil otonom kini terus-menerus disempurnakan ekosistem AI-nya, sehingga sudah menjadi moda transportasi massal sebelum kita melalui malam Tahun Baru 2030.
2. Pembantu Rumah Tangga
Beragam perangkat rumah tangga mulai dari TV, AC, lemari es, vacuum cleaner, hingga mesin cuci akan berfungsi secara autonomous di dalam platform AI.
Berbagai perangkat rumah tangga tersebut akan saling terkoneksi dengan koneksi machine to machine (M2M). Masing-masing peralatan juga dilengkapi dengan sensor IoT sehingga perangkat bisa membaca perilaku pengguna dan makin pintar melayani majikan.
3. Sekretaris dan Asisten Personal
Sejak 2017 perkembangan Personal Virtual Assistant (PVA) berbasis AI berkembang sangat pesat dan mulai menjadi perangkat sehari-hari seperti Alexa, Siri, Google Assistant hingga Bixby.
Kemajuan PVA terus disempurnakan sehingga setiap orang akan memiliki sekretaris pribadi yang bisa menjalankan perintah mulai dari memesan tiket, mencarikan lagu atau film, memberi informasi cuaca, mengurus SIM & KTP, hingga memesan barang-barang di Tokopedia.
3. Pekerja Gudang
Robot bermesin AI akan melakukan pekerjaan operasional di gudang selama 24/7 nonstop tanpa perlu lagi bantuan manusia. Mereka mulai menggantikan staf gudang dalam memindahkan dan mengatur penempatan barang di gudang.
Hal ini bisa mengurangi penempatan barang di gudang untuk meminimalisir kesalahan manusia dan mendongkrak produktivitas. Konsep ghost warehouse (gudang tanpa tenaga manusia) akan marak diterapkan dalam dekade 2020an.
4. Kasir Toko
Di dekade 2020-an gerai ritel semacam Indomaret atau Alfamart bakal mengadopsi konsep autonomous retail seperti Amazon Go. Hal ini akan menandai berakhirnya profesi kasir. 2017 menjadi tahun di mana Amazon meluncurkan prototipe autonomous retail dan kini tinggal menunggu waktu untuk scalling up ke seluruh dunia.
Autonomous retail akan mengaplikasikan computer vision yang memungkinkan konsumen keluar-masuk gerai tanpa harus antre bayar di depan kasir. AI akan tahu konsumen mengambil produk yang mana, harganya berapa, dan langsung mendebetnya ke akun virtual konsumen
5. Kurir
Penggunaan kurir manusia bakal menurun karena drone yang digerakkan AI bakal mengantar paket atau barang dengan efisien, presisi, dan super murah.
Amazon lagi-lagi menjadi pioner penggunaan delivery drone. Dengan maraknya penggunaan drone, menjelang tahun 2030 merupakan tahun menyongsong era “satu miliar drone” yang berseliweran di udara.